Home Travel Story Hej Stockholm! Välkommen!
Hej Stockholm! Välkommen!
Ferdi 18 November 0
Tak pernah
terbayang sebelumnya dalam hidup saya jika Stockholm akan menjadi kota di Eropa
yang paling banyak saya kunjungi. Bahkan dari sejak kecil mendengar nama Ibu
Kota negara Swedia itu pun tidak. Waktu kecil cita-cita saya bisa hidup menetap
di Tokyo, di Jepang sampai kesampaian beli buku Bahasa Jepang dan belajar
ototidak sewaktu di SMP dan lanjut kursus tiga level sewaktu di bangku kuliah. Anyway
mungkin Tuhan berkehendak lain, karena tidak ada di dunia ini yang bisa
mengetahui rahasia Ilahi.. 😊
Saat ini banyak
sekali maskapai yang terbang dari Jakarta menuju Stockholm. Mulai dari Emirate
yang musti transit di Dubai, Etihad transit di Doha, KLM melalui Amsterdam atau
Lufthansa via Frankfrut.
Enaknya memakai maskapai yang sama meskipun harus
transit dan ganti pesawat, jadi kita tidak perlu memikirkan bagasi kita, bagasi
kita otomatis akan transfer ke pesawat berikutnya. Jadi bagasi yang kita taruh
dari bandara Soekarno Hatta di Jakarta akan kita ambil di bandara Arlanda di Stockholm
setelah terbang kurang lebih 10.000 km. Canggih bukan?
Dari bandara
Arlanda, kita bisa menggunakan beberapa moda transportasi, yang paling mudah
menggunakan kereta cepat ke kota yang bernama Arlanda Express. Kereta ini hanya
menempuh sekitar 30 menit ke jantung kota Stockholm dan berhenti ke Central
Station. Kita juga bisa menggunakan Taxi atau Bus.
Informasi mengenai
transportasi cukup mudah dijumpai di bandara. Anda bahkan bisa mengambil brosur
tentang transportasi ini di Information Center yang disediakan pihak bandara
Arlanda di hall pintu kedatangan, sebelum masuk ke area kereta Arlanda Express.
Di bandara ini kita
juga bisa menukar uang yang kita bawa, saya lebih suka membawa Euro ketimbang
US dollar untuk ditukar ke mata uang negara setempat yaitu Krona/SEK. Kalau
dirupiahkan kurang lebih Rp. 1.500. Salah satu alasan saya memilih Euro karena
Swedia ada di benua Eropa yang menggunakan mata uang ini jadi lebih familiar
dipakai disini ketimbang US dollar. SEB adalah salah satu jasa penyedia money
changer yang ada di bandara Arlanda ini dengan tarif yang lumayan tidak terlalu
tinggi.
Tergantung dari
dimana kita menginap, hotel langganan saya Scandic Grand Central cukup dekat
dari stasiun Cental ini hanya berjarak 5 menit dengan jalan kaki.
Kesan pertama
yang saya tangkap dari kota ini adalah kecil dan sepi. Tidak banyak
gedung-gedung pencakar langit seperti di kebanyakan kota-kota besar seperti Jakarta,
Singapore atau Hong Kong. Di kota ini lebih banyak bangunan tua dengan
warna-warna gelap, hitam, atau coklat batu bata yang dibangun pada masa abad
pertengahan.
Suasana gelap bertambah ketika kita ada di musim gugur di akhir
tahun dimana daun-daun mulai rontok dari dahannya, serta waktu siang hari yang
semakin sempit. Bayangkan saja pukul 8 pagi masih terasa pukul 5 pagi, dan
pukul 5 sore serasa sudah magrib saja.
Hari pertama
dimana saya menginjakkan kaki pertama di kota ini, begitu beres check in dan
istirahat sebentar di hotel, saya menyempatkan keluar menyusuri jalanan
Stockholm pada waktu itu masih sore. Di bulan November kala itu suhu berkisar
antara 0-5 derajat. Suasana kota agak lengang, mobil berlalu Lalang tetapi
tidak sampai macet panjang di jalan Vasagatan. Sore itu saya ingin melihat kota
tua yang dalam Bahasa Swedia umum disebut Gamla Stan, kurang lebih hanya 10
menit jalan kaki dari hotel saya di jalan Kungsgatan. Sebuah pulau yang mengawali sejarah panjang
kota Stockholm dan negara Swedia ini dibentuk.
Beberapa minggu
sebelum kedatangan saya sempat melihat suasana kota tersebut menggunakan fitur
Google Earth jadi kemana saya akan pergi sudah cukup familiar dengan arah
jalanan.
“Gamla Stan!!
Berdirilah aku disini menemuimu” ucap saya dalam hati. Benar saja siapa yang
tidak tertarik dengan kecantikannya. Cantik sepeti gadis remaja yang mempesona
dan eksotis dengan warna pastel… (halah). Gamla Stan merupakan kota pulau yang
kecil, yang sebelum tahun 1980 mempunyai nama resmi “Staden Mellan Broarna”
yang berarti “Kota diantara para jembatans”. Nama pulaunya sendiri sebenarnya
adalah Stadsholmen.
Salah satu tempat
yang sangat saya ingin tuju adalah Stortorget atau sebuah lapangan kecil
dikelilingi dengan bangunan-bangunan yang menjadi ikon kota ini. Untuk mencapai
lokasi ini sedikit membuat bingung kalau kita melewati jalan yang salah, karena
di komplek kota tua ini banyak sekali lorong-lorong yang membuatnya seperti
labirin. Iya bangunan 5-6 lantai dengan warna merah, kuning, hijau dan orange di
sekeliling Stortoget itu sudah mengikat hati saya ketika pertama kali
melihatnya beberapa bulan ketika masih di Jakarta, melalui mesin pencarian yang
kita semua sudah tahu.
Di lapangan kecil
dan yang menjadi yang tertua di Stockholm ini, ada beberapa tempat penting
seperti Bursa Efeknya Swedia, Nobel Museum, Nobel Library, dan tidak jauh dari
lokasi ini terdapat Royal Palace dimana Raja dan Ratu Swedia bertempat tinggal.
Saya menghabiskan
waktu di kota tua itu sepanjang sore. Karena hari cepat gelap saya memutuskan
untuk melanjutkan perjalanan, berjalan kaki dan sendirian. Pulau menawan ini dikelilingi oleh laut yang tenang, beda sekali dengan di Indonesia dengan alam tropis, disini suasana lebih hening, tanpa ombak, dan sepi, seperti seseorang tanpa kekasih hati... :D
"Kalau mau tempat yang ramai dan pusat pertokoan, pergilah ke Drottninggatan street" kata resepsionis hotel sebelum saya beranjak keluar sore tadi. Tempat ini merukapak pedestriannya Stockholm dimana jalan ini tertutup aksesnya untuk mobil. Banyak brand dunia yang membuka toko disini seperti H&M dan Zara. Untuk H&M sendiri di jalan ini ada 2 dan 1 lagi untuk H&M Home. Ada juga brands yang masih satu grup dengan H&M yaitu Weekday dan Monki yang berada disekitar jalan ini.
Akhir dari
perjalanan sore itu saya tutup dengan membeli Kebab dari kedai Kebab Turki untuk
makan malam di hotel yang berada dipersimpangan jalan Vasagatan dan Kungsgatan.
Menurut saya persimpangan ini cukup strategis yang lengkap dimana di tiap
pojokannya ada hotel tempat saya menginap, kedai Kebab, toko Seven Eleven dan
Burger King. Jadi kalau ada perlu tinggal keluar sebentar. Hehe.
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Post a Comment