Belagak Gilak di Timur Tengah: #2 Betlehem & Old City of Jerussalem

Agenda hari ini (2 Mei 2014) adalah ke Betlehem dan keliling Old City.

Ada apa di Betlehem? Betlehem adalah kota bersejarah, karena di sini ada Church of the Nativity. Dalam kitab perjanjian baru, Betlehem adalah kota tempat Yesus, atau nabi Isa as dilahirkan. Kalo nggak salah, sejarahnya begini, Betlehem dikuasai Palestina, lalu diambil alih oleh Yunani, lalu Palestina di invasi oleh Persia.


Di era muslim berkuasa, zamannya Ummar bin Khattab, gereja ini dibiarkan menjadi tempat ibadah kaum Nasrani - Greek Orthodox, sementara muslim sendiri memiliki mesjid tepat di depan gereja ini, yaitu Mesjid Ummar bin Khattab. Betlehem masih berada di bawah kekuasaan muslim saat dinasti berpindah dari Bani Umayyah ke Bani Abbasiyah pada abad ke 9.  Kemudian pada Perang Salib, dikuasai oleh Saladin Al Ayyubi, sebelum kemudian kekuasaan dipegang oleh Ottoman, lalu berpindah tangan ke Mesir. Pehuw, kusut banget ya. Ho oh. Udah cerita panjang-panjang, eeeh berhubung mendekati Paskah, gerejanya penuh buanget. BUANGET! jadi untuk masuk ke gua dimana Sayyidah Maryam as melahirkan nabi Isa as itu, kita harus antri puanjaaaaaang banget, Akhirnya kita memutuskan balik ke Old City karna waktu udah mendekati shalat Jum'at.

Sepanjang perjalanan, kita ngerasain betul bedanya daerah yang dikuasai pemerintahan Palestina dan Israel. Kasian juga loh hidupnya mereka, bangsa Palestina. Jadi mereka harus tinggal di daerahnya Palestina kan, nah bagi mereka yang kerjanya di daerah Israel, harus masuk checkpoint pada jam berangkat, dan harus kembali pada jam tertentu. Jadi nggak bebas juga mereka keluar masuk daerah teritorial. Selain itu, meskipun ada pembagian daerah Palestina dan Israel, orang Israel boleh membangun tempat tinggal di wilayah Palestina, atau yang disebut sebagai daerah settlement. Daerah settlement ini diawali dari pionir 20 KK, namun akan bertambah terus. Intinya, semakin banyak daerah settlement, maka tanah Palestina akan semakin sedikit, dan pada akhirnya bukan nggak mungkin kalo area Palestina akan habis. Sedih ya dengernya? Begitulah kenyataan.

Kita sampe di Old City menjelang solat Jumat. Di sini, perempuan juga melakukan soljum. Kalau perempuan soljumnya di Dome of the Rock, yaitu bangunan tertinggi di area Masjidil Aqsa. Sementara yang laki-laki soljum di mesjid Qibly yang di bawah & lebih besar. Konon filosofinya adalah karena muslim sangat menghargai perempuan sehingga diberi tempat yang tinggi. Di sini damai-damai aja, solat mau gaya apa aja bebas, mau mazhab A, mazhab B, mazhab C, semua beribadah di rumah Allah.

Sesaat sebelum pisah untuk soljum, tiba-tiba tour guidenya bilang gini 
"ntar abis solat gue jemput di sini, kalo ada demo, masuk mesjid aja ya". 
Sontak kita kaget. MENURUT NGANAAAAA?!?!?!?!? Serem amatan!!!! 
Ternyata soljum juga dimanfaatkan jadi ajang orang-orang ketemuan, terus bisa sekalian demo rame-rame. Ada kejadian dimana mereka demo trus dilempar granat, atau ditembak. Hal biasa buat mereka, kita yang denger tentunya jiper tapi sok cool aja. Dalem hati, ya ampun mas tentaraaaa ganteng-ganteng ya kok galak. Atut anet.  
Picture
Pembagian area di Old City, Jerussalem
Picture
Dome of the Rock, Masjidil Aqsa
​Abis soljum, kita mulai explore Old City, dari mulai Muslim Quarter, Jewish Quarter, Christian Quarter, dan Armenian Quarter.

Di sini guide kita meluruskan kesalah pahaman mengenai Masjidil Aqsa. Banyak beredar kabar mengenai perdebatan pendapat tempat mana yang disebut Al Aqsa. Apakah mesjid Qibly, atau Dome of the Rock? Ternyata yang dibilang Masjidil Aqsa ini adalah seluruh area mesjid. Makanya ada yang solat di luar mesjid, di bawah pohon, di mana-mana. Karena bagi mereka, selama masih di dalam area, judulnya tetep solat di Masjidil Aqsa. Baiklah mas, kita baru paham juga tentang ini.

Di dalam Dome of the Rock ada batu besaaar tepat di tengah-tengahnya, yang katanya ada sangkut pautnya dengan peristiwa Isra' Mi' Raj. Dari Dome of the Rock, kita ke mesjid Qibly. Ternyata, mesjidnya sampe bawah tanah. Enak, dingin karna dindingnya batu. Kalau di Indonesia setelah solat orang-orang bubar, beda dengan di sini. Di sini, selepas solat, maka terlihat kelompok-kelompok kecil baik anak-anak, anak muda, maupun yang sudah lansia. Ngapain? Ada yang tadarus, ada yang mengkaji kitab, ada yang ngobrol-ngobrol diskusi, bahkan ada yang menghafal al qur'an. Seru banget ya! Hari liburnya dimaksimalin untuk ibadah. Sayang nggak ngerti bahasanya, kalo paham kan seru juga bisa ikutan ya (halah!). Nambah pengetahuan, mengkaji kitabullah. Di bagian bawah mesjid ini juga ada perpustakaan. Semua orang boleh datang dan baca. Koleksinya cukup banyak, kitab-kitab utama seperti Bukhari, Muslim, tersedia kumplit untuk dikaji.
Untuk bagian-bagian lainnya nggak terlalu banyak cerita, hanya melewati situs. Beberapa yang seru adalah:

Christian Quarter
Wailing Wall - atau yang biasa dikenal sebagai tembok ratapan. Bagian bawah nya bolong-bolong, konon abis ada eksplorasi. Dari tembok ratapan ada jembatan menuju area Masjidil Aqsa. Kurang jelas sih untuk apa. Atau mungkin udah lupa waktu itu ceritanya gimana *tepok jidat*

Jewish Quarter
Gerbang menuju area King David's Tomb - Lokasinya di dekat Zion's gate, yang mana dindingnya bolong-bolong penuh bekas tembakan peluru
Tomb of the Virgin - salah satu tempat yang dinisbatkan sebagai peristirahatan Sayyidah Maryam as, untuk kepentingan
peziarah.
King David's Tomb - sayangnya tempat ini ditutup karena sudah masuk waktu sabat
Di area Jewish quarter ini kan ada rumah/kamar orang-orang Yahudi. Lucu deh, di pintunya sebagian besar punya kayak sepotong keramik lebarnya 1 cm, panjangnya bisa 15 cm, melintang di dinding samping pintu masuk. Sebelum masuk rumah, mereka cium dulu keramik itu, katanya meninggalkan pengaruh baik di depan rumah.

Armenian Quarter
St James Cathedral
​Aselik gempor banget rasanya loh keliling Old City ini. Soalnya besar sekalii. Itupun jalannya udah high speed. 
Beklah kita rehat dulu... abis dari Jerussalem, masih banyak cerita di Jordania... lanjoot!!!
(lama2 kayak bikin cerbung yak?... Hehehehe)

Post a Comment

Travelpolitan on Instagram

Copyright © TRAVELPOLITAN. All right reserved.