Need for Speed ala Madura : Karapan Sapi!!

Adakah diantara teman-teman Travelpolitan yang belum pernah mendengar kata "Karapan Sapi"?
Kalau belum, mari kita baca sejenak seperti apa sih Karapan Sapi itu?

Karapan Sapi merupakan suatu tradisi yang berasal dari Madura, Jawa Timur yang digelar setiap tahun pada bulan Agustus atau awal September, kemudian akan dilombakan kembali pada akhir bulan September atau Oktober.



Perlombaan karapan sapi, sumber [image]
Pada perlombaan tersebut sepasang sapi disiapkan dan diberi semacam kereta dari kayu, tempat joki berdiri dan mengendalikan pasangan sapi tersebut. Joki akan memacu sepasang sapi tersebut melawan pasangan-pasangan sapi lainnya.

Biasanya trek pacuan sekitar 100 meter dan lama perlombaan bisa berlangsung sekitar sepuluh detik sampai satu menit. Cukup cepat ya teman-teman.

Tradisi ini bermula karena tanah Madura yang kurang subur untuk lahan pertanian kurang subur untuk lahan pertanian. Dan karena kebanyakan masyarakat di pesisir bermata pencaharian sebagai nelayan, untuk mengalihkan pekerjaan tersebut untuk bertani mereka berternak sapi untuk digunakan sebagai pembajak sawah dan ladang.

Untuk mendapatkan sapi-sapi terbaik dan kuat untuk membajak sawah, maka masyarakat pada waktu itu melakukan pertandingan ini. Gagasan ini dikenalkan oleh seorang ulama Sumenep bernama Syeh Ahmad Baidawi. Seorang Pangeran Ketandur.

Lambat laun kegiatan ini menjadi tradisi rutin setiap tahunnya khususnya setelah menjelang musim panen. Karapan Sapi didahului dengan mengarak pasangan-pasangan sapi mengelilingi arena pacuan dengan diiringi musik sosrenan.

Dua pasangan sapi sedang dipertandingkan, sumber [image]
 Ada 4 babak dalam pertandingan Karapan Sapi:

1. Babak Pertama, seluruh sapi akan diadu kecepatannya dengan pasangannya untuk mendapatkan kelompok pemenang dan kelompok yang kalah. Dalam babak ini semua sapi yang menang dan yang kalah akan dipertandingkan kembali sesuai dengan kelompoknya.

2. Babak Kedua, kedua kelompok menang dan kalah akan diadu kembali sesuai dengan kelompoknya, beberapa pasangan sapi yang menempati kemenangan urutan teratas dari masing-masing kelompok akan melanjutkan ke babak selanjutnya. Sisanya tidak diikutkan dalam pertandingan berikutnya.

3. Babak Ketiga, yaitu babak semi final dimana setiap sapi yang menang pada masing-masing kelompok diadu kembali untuk menentukan tiga pasang sapi pemenang dan tiga pasang sapi dari kelompok yang kalah.

4. Babak Keempat, adalah babak final, diadakan untuk menentukan juara I, II, III dari kelompok yang kalah.

Ada beberapa kritik mengenai pertandingan ini baik itu dari pemerintah daerah di Madura hingga ke Majelis Ulama Indonesia karena tradisi kekerasan yang disebut rekeng yang dilakukan oleh para pemilik sapi.


Post a Comment

Travelpolitan on Instagram

Copyright © TRAVELPOLITAN. All right reserved.