Home Travel Story Sensasi Live on Board 4 Hari 3 Malam Di Laut Flores dan Labuan Bajo #1
Sensasi Live on Board 4 Hari 3 Malam Di Laut Flores dan Labuan Bajo #1
FitriYenti 06 September 0
“Hai Paras, aku
udah sampe terminal tiga ya” kukirimkan pesan singkat itu ke Paras, yang
mengkordinir keberangkatanku pagi itu ke Labuan Bajo. Ya ini perjalananku
bersama Komunitas Getlost Family yang pertama kali. Majalah Getlost mengadakan
“Open Trip” saat itu ke Labuan Bajo yang pas sekali dengan jadwalku untuk bisa
izin dari kantor.
Setelah transit di Denpasar, kami
melanjutkan perjalanan menuju Bandara Komodo di Labuan Bajo, Nusa Tenggara
Timur selama 1,5 jam dengan menggunakan maskapai Wings Air. “Wah Bandara Komodo
lebih keren ya sekarang” ujar Mas Yudas, rekan perjalananku yang sudah
pernah menginjakkan kaki di Labuan Bajo sebelumnya. Ya bandara megah ini baru
saja selesai pembangunannya ketika pertama kali kakiku
menginjakkan bumi Flores ini. Panasnya mentari siang itu langsung menyapa pipiku,
topi lebar dan kaca mata hitam yang kugunakan ternyata belum mampu menghalau
rasa panas di siang hari itu. Setelah seluruh rekan-rekan trip
yang berjumlah 25 orang ini berkumpul di depan bandara, kami segera menuju
pelabuhan yang jaraknya hanya 20 menit saja ditempuh dari Bandara Komodo. Yak,
kami akan mengarungi Laut Flores selama 3 hari loh!
Tiba di Bandara Komodo - Labuan Bajo |
Hari Pertama, bertemu Sang Komo di
Pulau Rinca
Tepat Pukul 15.00 WITA kapal megah yang
kami naiki mulai berlayar mengarungi Laut Flores. Laut berwarna biru tua ini
akan menjadi sahabatku selama beberapa hari ini. Dengan ridho allah kupanjatkan
doa agar perjalanan kami lancar dan selamat. Tak henti-henti ku mengagumi
lautan luas ciptaanNya ini. Fasilitas kapal phinisi ini cukup lengkap, ada 6
kamar yang dilengkapi dengan tempat tidur, kamar mandi, tempat bersantai,
dapur, dan ruang berkumpul. Sinyal ponsel semakin jauh semakin hilang dari
peredaran. Setelah 90 menit pelayaran pertama ini, kapal kami sampai ke Pulau
Rinca, salah satu pulau yang merupakan rumah bagi Komodo, hewan buas khas
Indonesia yang sangat dilindungi. Perasaan campur aduk kurasakan ketika ingin
berjumpa hewan istimewa ini. Kami berkumpul dan ditemani oleh ranger yang akan
memandu kami selama berada di area Pulau Rinca. Waktu sudah senja ketika
kami bertemu Big Dragon ini, melata di atas tanah dengan gerak pelan tapi
pasti. Big Dragon dengan mudah mengumpulkan teman-temannya untuk berkumpul. Jantungku semakin tak karuan berdebar
diantara perasaan gembira, takut dan was-was. Tidak ada penduduk di kawasan
pulau ini, namun ada wisma/penginapan miliki
pemerintah daerah yang di bisa disewa di sini. Wah sungguh berani sekali jika
ada wisatawan yang menginap di sini. Ketika kami akan keluar dari
Pulau Rinca, berjumpalah kami dengan 3 orang pemuda yang memang akan menginap
di wisma milik pemerintah tadi. Wow banget nih mas-masnya.
Komodo nan lincah |
Hari Kedua, memanjat tiga per empat
Pulau Padar - Snorkeling di Pink Beach dan Menjemput sunset di Gili
Lawa
Setelah mengunjungi Pulau Rinca, kami melanjutkan pelayaran kembali malam ini. Malam diisi
dengan menyantap sejumlah makanan lezat yang menggugah selera seperti goreng
udang balado, tumis kangkung seafood, gulai cumi-cumi serta aneka buah-buahan
segar. Angin malam menyapa sangat kencang, tapi keriuhan di ruang makan masih
terjadi hingga larut malam, apa yang terjadi? Main kartu rupanya pembaca. Seru
sekali reman-temanku ini bermain kartu. Hingga kami merasa sudah sampai di
sebuah tempat, karena sudah tengah malam, kami tidak tau persisnya dimana
merapat.
Sebelum subuh kami dibangunkan untuk
segera bersiap-siap hiking ke Pulau Padar yang merupakan salah satu spot terpenting dalam
pelayaran kali ini. Cukup menantang ternyata hiking
menuju puncak Pulau Padar, perjuangan mencapai puncaknya dilakukan selama 45
menit hiking dengan medan yang terdiri dari pasir, batu-batuan dan
rumput-rumput kering. Pemandangan yang ditawarkan di puncak memang sangat
menakjubkan. Kamu harus ke sini loh pembaca.
Tiga per Empat Padar |
Turun dari Puncak Padar, makanan lezat telah menunggu kami
di kapal, sarapan pagi kami kali ini nasi goring, mie goreng, telur dadar, dan
ditutup oleh mangga manis yang dimasak sepenuh hati oleh chef handal kapal
kami. Sungguh suatu berkah yang sangat patut disyukuri, menyantap sarapan pagi
dengan pemandangan laut Flores yang biru.
Pelayaran kami
laksanakan kembali di bawah matahari yang bersinar terang dan angin yang mulai
kencang. 2 jam kemudian sampailah kami ke salah satu spot snorkeling yang wajib
dikunjungi oleh wisatawan, yaitu Pink Beach. Dari tengah lautan teman-temanku
mulai satu persatu terjun ke laut untuk snorkeling, melihat mereka dari atas
kapal kelihatannya bahagia berjumpa ikan-ikan nan cantik serta koral-koral
Kepulauan Komodo yang telah mendunia. Pink Beach memiliki pasir-pasir yang
berwarna putih bercampur pink yang disebabkan oleh plankton-planktor berwarna
pink yang hidup di sana. Cuaca terik di pukul 12.00 WITA siang itu tidak
menyurutkan semangat teman-temanku untuk terus menyatu dengan lautan Flores.
Yang kulakukan adalah duduk manis di pinggir pantai bersama teman-teman lain
yang tidak ingin snorkeling siang itu.
Setelah puas menikmati bawah laut area Pantai Pink,
pelayaran dilanjutkan kembali, kali ini pelayaran kami cukup panjang dari
siang, baru kira-kira jam 4 sore kami sampai di Gili Lawa. Rencananya kami pun
akan bermalam di pulau ini loh. Pendakian ke puncak gili lawa memakan waktu
tempuh selama 90 menit, bukit berundak-undak dan medan trekking yang cukup
ringan dibandingkan Pulau Padar memudahkan teman-temanku untuk sampai di puncak
pulau tidak berpenghuni ini. Kami memang mengagendakan melihat mentari kembali
ke peraduan di Gili Lawa ini. Selain di puncak, sisi kiri Gili Lawa juga tak
kalah menarik untuk di jelajah. Sisi kiri ini tidak terlalu tinggi untuk
didaki, tapi pesona menikmati matahari terbenam di sini memiliki keistimewaan
tersendiri. Jarak matahari sangat dekat terasa dengan air laut, jadi kombinasi
biru tosca, kuning jingga dan oranye menjadi satu.
Sisi Kiri Gili Lawa |
Hari sudah senja menjelang magrib, perut sudah lapar dan
malam ini menu makanan lezat sudah menanti, dengan nikmat kami santap udang
balado, goreng cumi tepung, gulai sayur labu dan buah-buah segar. Entah lah,
selama dua hari berlayar ini semua makanan yang disajikan punya rasa yang luar
biasa enak. Porsinya pun banyak, kami tidak merasa kekurangan dengan
makanan-makanan di kapal keren ini.
Hari semakin malam, lautpun tenang kemudian Mas Anton tour
guide kami mengajak kami kembali ke daratan untuk berkumpul dan bersantai
menikmati malam di Pulau Gili Lawa ini. Kegiatan kami selain ngobrol santai
yaitu memasak udang, cumi dan ikan bakar yang segar. Sungguh sebuah nikmat mana
lagi yang kamu dustakan.
----Bersambung
Flores
Gili Lawa
Indonesia
Kepulauan Komodo
Labuan Bajo
Live on Board
Nusa Tenggara Timur
Pulau Padar
Pulau Rinca
Travel Stories
Travel Story
About Author
Pecinta Teh | Penikmat Senja | Relawan Pendidikan dan Pariwisata |
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Post a Comment