Sepekan di Seoul, ngapain aja ya?

Mungkin gak kebayang gimana hepinya bisa menjajaki kota yang selama ini menjadi pusat perhatian para pecinta dan pemerhati pop culture K-Pop atau K-Drama. Pemandangan yang selama ini hanya bisa dilihat di televisi ataupun film-film, kini terpampang nyata di hadapan dan bukan khayalan lagi.

Tapi jangan salah, bukan itu yang menjadi daya tarik saya untuk berkunjung ke Seoul, Korea Selatan. Saya bukan penggemar K-Pop kok, hehe. Alasannya selain karena tiket murah (yaa lumayan murah lah untuk hitungan H-sekian pada saat itu), ajakan rekan traveling saya yang kebetulan pada saat itu ingin mengunjungi sepupunya yang sedang berada di Jeju juga membuat saya berpikir, yaaah, kapan lagi lah ya...

Oke, tiket pun terbeli, bags are packed, and here we go...

Day 1

Saat saya menginjakkan kaki di Bandara Incheon, saya cukup terkesan dengan kondisinya, bandara yang nggak terbilang cukup baru dan gak juga dibilang lama ini sangat mengadaptasi konsep minimalisme, kasual dan nampak sangat 'comfy' dengan arsitektur yang futuristik namun tetap terkesan ramah.

Incaran saya pertama kali setibanya di sana adalah satu. Kopi.
Selain karena lumayan ngantuk dan lapar. Entah kenapa kopi selalu menjadi alat penyemangat saat jalan-jalan. Sekalipun itu kopi instan!




Kopi instan dari convenient store dan roti coklat penahan lapar, bioskop di dalam airport, dan interior bangnan Incheon Airport.


Perjalanan pun dilanjutkan dengan mencoba kereta menuju pusat kota Seoul. Sebetulnya saya merasa kagum saat melihat betapa mudahnya informasi didapatkan di bandara. Iya, pada saat itu saya memang berangkat sendirian, dan gak banyak terlihat orang yang bisa ditanya. Berbekal penunjuk arah dan terjemahan2, akhirnya saya berhasil mendapatkan tiket kereta ke pusat kota.

Di terminal yang juga integrasi dengan stasiun kereta ini
kita]dihadapkan dengan dua pilihan transportasi kereta,
satu kereta commuter (all stop train), dan satunya kereta ekspres.
Keduanya dikelola oleh AREX


Setibanya di pusat kota, perasaan senang saya persis sama apa yang saya rasakan saat pertama kali menjajaki kota Tokyo dulu. Tak banyak perbedaan yang dirasakan saat saya berjalan menyusuri kota ini. Hanya saja Seoul nampak lebih 'longgar' dan luas jika dibandingkan perkotaan di Jepang yang cenderung lebih sempit dan padat.

Sebelum saya kepikiran untuk melakukan Seoul trip ini, banyak rekan2 saya yang bilang, ah Korea mah ga bagus.. dan banyak juga yang beranggapan kalau Seoul adalah kota yang gak nyaman. Ternyata mereka salah. Tak seperti apa yang orang lain bilang, mungkin jika dibandingkan kota-kota yang memiliki potensi wisata tinggi, Seoul tak kalah menarik dan terbilang cukup wah untuk pecinta city traveling seperti saya. Selain banyak spot foto, banyak juga potensi wisata kota untuk dikunjungi. Terlebih pusat perbelanjaannya yang menurut saya WOW.


Pemandangan malam di pusat kuliner dan belanja di Myeong-dong

Day 2

Keesokan harinya, saya bertemu rekan saya yang baru saja tiba dari Jeju, dan bergegas untuk melanjutkan perjalanan ke destinasi kita pertama, yaitu Seoul Tower.

Nah, ada apa sih sebenarnya di Seoul Tower ini. Tadinya saya berpikir, ah, pasti boring, cuma melihat kota dari atas tower. Ternyata, selain bangunan menara yang cukup tinggi yang di bangun di atas bukit tersebut, di sekitarnya banyak pula spot-spot foto dan objek menarik selama perjalanan menuju bangunan utama tower.

Di mana lagi bisa pipis sambil liat pemandangan dari langit.


Sunset di sana pun nampak indah, saya berhasil mendokumentasikan beberapa foto.


Malamnya, kami menikmati kuliner dan streetfood di Myeong-dong.
Berbekal direktori dari aplikasi, akhirnya kami pun menemukan
spot makanan Korea halal di sekitar situ.


Day 3

Kejadian menyebalkan dan lucu saya alami di hari ke-tiga saat kami hendak berkunjung ke Instana Gyeongbokgung dan mengitari Bukchon Hanok Village untuk menjajaki spot2 foto otentik, lokasi di mana biasanya para turis selain mengunjungi spot wisata, juga mengenakan baju Hanbok, baju tradisional Korea yang bisa disewa di sekitar lokasi wisata. Tadinya saya enggan untuk menyewa hanbok (yang bisa juga disewa dari Indonesia) karena gak mau tampil aneh2. Tapi ternyata diam-diam rekan saya sudah nyewain satu untuk saya sewaktu di Jakarta, dia bilang biar dia gak sendirian. Ya sudahlah, akhirnya saya pun mengenakan Hanbok, berbaur dengan turis lain dan mencoba untuk tak peduli dengan penampilan saya.

Spot yang kami jajaki adalah Istana Geonhbokgung Palace. Ini mungkin adalah spot wisata utama di Seoul yang merupakan 'syarat' untuk pertama kali ke Korea. Kompleks istana yang sangat luas ini dibagi menjadi beberapa bagian bangunan, termasuk museum dan istana utama. Dan Hanok Bukchon Village, kompleks rumah tinggal yang masih otentik arsitektur bangunannya.


Sebetulnya trip yang saya dan rekan saya lakukan ini bukan trip dengan itenerary yang saklek, jadi bisa saja di tengah jalan tiba-tiba berubah pikiran. Hal itupun kami lakukan sore harinya. Kami memutuskan untuk ke National Museum of Korea, yang konon katanya salah satu terbesar di Asia. Dan benar saja, kami pun terpukau dengan besarnya bangunan museum, bagusnya display koleksi museum, dan area publik outdoor yang cukup luas. Ah, gak nyesel bela-belain ke sini.



Day 4

Kami sebetulnya penasaran seperti apa rasanya bermain di taman rekreasi di sana. Jadilah kami berdua ke Lotteworld yang masih satu area dengan mall-nya. Salah satu indoor theme park terbesar ini memiliki banyak sekali permainan atau wahana, dan ada beberapa kemiripan dengan Disney World -Meskipun saya mengakui mungkin jauh jika disejajarkan- yang sebetulnya menarik untuk dikunjungi. Sayangnya tak banyak saya dokumentasikan lewat foto, hanya sempat merekam video saja (ada di bawah)

Malamnya kami mengunjungi perpustakaan unik bernama Starfield yang berlokasi di dalam Coex Mall. Di sini kita bebas membaca buku apa saja meskipun gak ngerti bahasanya.

Day 5

Hari ke-lima ini sebetulnya hari untuk leyeh-leyeh, karena sebetulnya kita nggak ingin kemana-mana, dan memang sudah dijadwalkan untuk santai-santai belanja oleh2 aja, akhirnya kita pun beranjak ke Insadong Market, lokasi yang memang terkenal buat turis untuk belanja oleh-oleh dan cenderamata khas Seoul.

Ada yang spesial dari makan siang kami hari ini. Berdasarkan rekomendasi dari website-website halal trip, kami mengunjungi restoran mungil nan unik di dekat2 Gyeongbokgung Palace bernama Halal Kitchen (ya.. memang se-literal itu namanya) di mana owner atau chefnya langsung yang melayani kami. Rasa masakannya pun luar biasa enak. Di tempat tersebut lah saya menikmati Samgyetang atau ayam rebus ginseng terenak saya selama saya di Korea. Harganya pun masih bersahabat.

//Rumah mungil ini adalah tempat makan siang kami. Agak sulit ditemui karena masuk ke gang kecil dan berlokasi di dalam area perumahan.//

Day 6

Hari ini adalah hari ke-6 sekaligus sebagai jatah hari terakhir kami di Seoul. Plan kami cukup mengalami perubahan, namun apalah arti kecewa jika dibanding dengan puasnya kunjungan kami ke Dongdaemun Design Plaza (DDP) dan Seoul Forest yang cukup untuk memenuhi stok foto dan video di gadget kami. Yeap, betul, di sini lah kami menggila untuk pose-pose keren kami.

DDP adalah bangunan ikonik di Seoul yang bentuknya menggila, kenapa saya katakan gila, karena kalo diperhatikan, selain skala bangunan yang super besar dan sudah seperti kapal alien, bangunan ini juga cukup terkenal di 'kancah' perarsitekturan dunia dengan tingkat kerumitannya yang tinggi. Ada apa saja sih di dalam bangunan ini? Pertama, bangunan ini didedikasikan untuk pusat eksibisi, museum, pusat pendidikan, tempat berkumpulnya orang2 seni, arsitek dan orang-orang yang berkiprah di dunia desain. Yang kedua, bangunan ini juga berperan sebagai shopping mall dengan beragam tenant, toko, tempat nongkrong dan makan di dalamnya.

Terpilih menjadi Top places to visit versi The New York Times dan spot yang paling banyak di-tag di Korea tahun 2015 silam, DDP atau Dongdaemun Design Plaza adalah spot terbaik untuk kamu para pecinta arsitektur kontemporer.

//Foto//

Sorenya kami beranjak ke Seoul Forrest. Salah satu taman terbesar di Korea yang berada di pusat kota. Sebagai spot wisata masyarakat lokal, lokasi ini sepertinya belum banyak di'lihat' oleh turis sebagai spot wisata. Saat kami ke sini, banyak sekali kegiatan masyarakat lokal seperti jogging sore, jalan-jalan dengan anjingnya, main layangan, bahkan ada pertunjukan konser kecil di beberapa spot yang membuat saya nyaman berlama-lama di sini.

Day 7: Pulang

Overall, sepekan rasanya mungkin kurang jika mau menyambangi semua tempat yang ada di Seoul, namun apalah daya kaki yang semakin gak kuat jalan ini. Untung saja kita memang merencanakannya pas. Dalam saatu minggu, semua sudah tercover, jalan-jalan, kuliner, wisata dan yang paling penting adalah belanja. :D











1 comment :

Travelpolitan on Instagram

Copyright © TRAVELPOLITAN. All right reserved.